bangkok mungkin lebih kecil dari jakarta. pertama kali mendarat di kota ini, saya diingatkan, "di sini, macetnya dua puluh kali dari jakarta! jadi kalo mau kemana-mana, tolong waktunya dihitung ya..."
luckily, we arrived on a two-day national holiday -- the starting of lent for the buddhists' month. so, the street wasn't as crowded as it would be on a regular day.
saya membandingkan jakarta dengan bangkok. apa yang ada di jakarta ada di bangkok. tapi tidak semua yang ada di sini, ada di jakarta. Of course.
contohnya suan lum night bazaar. pasar malam dengan areal yang amat luar. di sini, kita bisa nemuin berbagai macam kerajinan dan suvenir khas thailand. bukan itu saja, dari mulai kaus-kaus 3 untuk 100 bath sampai pernik-pernik untuk desain interior ada di sini. semuanya dapat ditawar dan semuanya murah untuk ukuran jakarta. sayangnya, saya paling malas menawar dan tentu saja itu hal bodoh. karena begitu tau saya orang indonesia, harganya jadi lain dan karena saya malas menawar, tertawalah si penjual.
satu hal yang menarik dari kota bangkok, kota ini aman. mungkin jakarta dengan pasar malam seperti ini akan menjadi ajang empuk untuk para pencopet seperti hal-nya di jakarta fair. tapi di sini, semua orang, baik turis asing atau penduduk lokal, dapat berjalan santai dan merasa aman.
dan tentu saja, kota ini penuh dengan waria dan lady-boys yang cantik-cantik. my God! semuanya terasa biasa, orang tidak memandang rendah waria di sini. mereka dapat bebas bekerja di mcdonalds, seperti yang saya temukan atau bahkan saya bertemu dengan beberapa editor dari dua media di bangkok yang - waria, dan mereka mingled dengan kita seperti mereka adalah kita.
itulah negeri gajah putih yang saya kunjungi.