sebuah tulisan dari antrian bensin
ketika saya menjejakkan kaki kembali ke tanah air setelah lama tinggal di negeri seberang, yang dikawatirkan saya bukan hawa panas tanah tropis ini. bukan pertanyaan apakah saya akan mendapatkan pekerjaan di belantara kota metropolitan ini. bukan masa-masa penyesuaian diri kembali ke tanah air karena ternyata saya langsung dapat menyesuaikan diri setelah empat belas tahun lamanya hidup sendiri.
ketika saya menjejakkan kaki kembali ke tanah air setelah lama tinggal di negeri seberang, yang saya kawatirkan adalah apakah saya bisa tidur nyenyak tanpa diganggu oleh dengingan nyamuk karena saya benci nyamuk.
setelah tahun kedua berdiri dan berjalan di tanah ini, nyamuk bukan menjadi masalah. tidur nyenyak juga tidak menjadi halangan. pekerjaan - saya berterimakasih kepada Yang Maha Tinggi. polusi udara dan polusi suara? ternyata saya jatuh cinta kembali kepada kota ini yang telah lama saya tinggalkan. inilah metropolitan dengan segala intrik dan perjuangannya.
tapi setelah dua tahun menginjak kaki, sebuah fenomena menjadi horor di mata saya --menjadi hantu yang bermomok di pikiran saya.
beberapa bulan lalu hal ini terjadi dan terus terjadi. sebuah ironi yang membuat saya tak habis pikir.
robekan kardus coklat dengan kata-kata BENSIN HABIS bertulis tangan berlatar belakang antrian mobil dan motor sepanjang jalan menjadi hiasan foto-foto halaman pertama surat kabar.
orang mengutuk harga bensin yang beringsut naik. saya berusaha menggunakan nalar sehat. ini adalah dosa pemerintah lama yang meninabobokan rakyat dengan subsidi selama 32 tahun membuat kita terlena.
akhir kata, mudah-mudahan negeri ini selamat dari demo-demo massa yang berusaha menggoyang dan mencabik. selamat dari orang-orang oportunis bersuara lantang mengatasnamakan rakyat. selamat dari provokator-provokator yang melempar batu dan kemudian menyembunyikan tangan-tangannya.
saya lahir di sini dan satu saat saya akan mati di sini. saya hanya berharap akan kemakmuran tanah ini lepas dari segala masalah yang terus menderanya.
God save Indonesia and God save us all.
14 Comments:
cuma pengin tau, emangnya udah berapa lama kamu tinggal di negeri seberang? berjuta-juta tahun kah??
cukup lama, clod, tapi tidak sampai berjuta-juta tahun.
I tend to agree with government strategy to increase fuel price. Bukan apa-apa .. tapi kan kalau ada strategi Dana Kompensasi BBM seharusnya kenaikan harga ini juga bisa menguntungkan mereka yang miskin. Sekarang tinggal cari cara supaya dananya benar2 sampai. And, I don't think we need million years to realize that it is a different country we are living in, even from few months ago.
silverlines, saya setuju. secara nalar, kenaikkan ini sebetulnya hanya bom waktu yang tertunda dari masa lalu. siapapun yang menjadi presidennya saat ini akan berada di posisi yang sama.
gue udah ngikutin postingan elo sejak dari blog elo yang lama dan tulisan-tulisan elo di indocampus.com dulu. as always, gue suka sama tulisan-tulisan elo ditambah lagi foto-foto elo. tapi, gue kangen ma tulisan-tulisan elo dengan pilihan kata-kata yang ringan tapi menyentil penguasa. setelah lama tidak menemukan, gw baru nemuin di posting kali ini. keep on writing, the eye!
"saya lahir di sini dan satu saat saya akan mati di sini. saya hanya berharap akan kemakmuran tanah ini lepas dari segala masalah yang terus menderanya." -- saya suka sekali kata-kata ini. the same exact words yang pastinya juga akan saya gunakan jika menyangkut tanah air yang sangat bermasalah ini...
tadi pagi gue mo beli bensin ,di-mana2 either antri parah atau abis!!! :(
hiks..hiks.. dua hari ini gw bermacet2 ria niy gara2 kejebak antrean bensin, syukur deh gw gak ikutan antri, bisa sakit jiwa.. ;p
dari percakapan ruangmaya siang ini:
gw: jeung, lu merasa nggak efek kenaikan harga BBM di bali ini?
gw: maksud gw, kayaknya biasa2 ajah gitu orang2 disini bereaksi ama naiknya BBM
temen_gue: ngga terlalu
temen_gue: gue sih kalo bensin ngga terlalu care
temen_gue: kan orang2 mampulah yang punya kendaraan
gue: itu dah
gue: kayaknya gak heboh kayak di jawa
temen_gue: gue lebih concern ama mnyak tanah karena yg pake kan banyakan rakyat marjinal
gue: betyul, betyul
temen_gue: kalo telpon naik
temen_gue: listrik naik
temen_gue: bensin naik
temen_gue: sudah seharusnya
gue: tapi orang2 miskin itu... kuat juga bertahan ya
temen_gue: loh yang suka ribut alsinya orang punya kok
temen_gue: udah kebiasaan nyaman disubsidi
gue: :D
temen_gue: tapi biar seru mereka mengatasnamakan rakyat
temen_gue: tai kucing
iyah 2 hari belakangan ini setiap ada kemacetan ditempat-tempat yang gak biasanya macet, gw nuduh pasti karena ngantri beli BBM..dan 90% benar. Gw sebagai pengguna transportasi umum, bersyukur gak ikutan antri karena bus yang gw naikin gak keabisan bensin...hehe...
Salam kenal yah.... :)
am totally agree with u, man. indo is a very fragile country dont u think? u better handle it with care ;p...may God bless us all. Amin.
BBM mau ga mau emang harus naik.
Btw, I hate nyamuk too. Untung ada inovasi raket nyamuk :)
Memang ekonomi negara kita ini masih rendah. Padahal harga bensin di eropa aja harganya mencapai 7000 rupiah per liter.
Tapi dengan naiknya bensin, semoga aja jumlah kendaraan bisa berkurang.
Save The Earth, Save The World
belajar banyak
Post a Comment
<< Home