di sebuah hari libur, ketika jalan thamrin tidak sesibuk biasanya. di tengah-tengah jalan, entah dari mana, seorang pedagang buah melintas sambil mendorong gerobaknya.
move to another day.
beberapa hari kemudian, di satu hari kerja di jalan wijaya yang sibuk. di bawah terik panas sinar matahari yang sebentar lagi akan tertutup oleh gemuruh hujan, seorang mbak penjual jamu gendong berjalan di pinggir jalan dengan langkahnya yang gontai. ia tetap berjalan entah kemana walau langkahnya menunjukkan sebuah ketidakpastian.
have you all ever wondered, kalau kita diberikan sebentuk gerobak buah untuk didorong dan dijual, kalau kita diberi pikulan botol-botol jamu untuk digendong dan dijajakan -- kemana kita akan berjalan menjual dagangan tersebut?
pernahkah kita sejenak berpikir bagaimana kalau kita yang berada di posisi mereka?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home