di hari ketiga. exactly on the third day of my visit to lombok dimana segala keindahan yang dapat saya nikmati dan segala kemudahan serta layanan yang diberikan kepada saya dan tim saya. it was when i felt that the Highest Above pulled me down back to the ground.
i was finishing my supper of mie ayam jamur in a local eatery just on the side of jalan raya senggigi ketika mata saya tertuju ke satu titik in an alley beside where i sat. seorang anak laki-laki dengan baju terlalu besar untuk seumur dia ada di depan saya. tampaknya ia sedang asik memainkan lengkungan kawat yang ia torehkan ke dinding hijau di depannya.
rambutnya kotor dan terlihat kaku. mukanya cemong oleh kerak ingus. dan ia masih terlihat asik bermain-main dengan lengkungan kawatnya ketika saya mendekatinya dan memotretnya.
tatapan matanya begitu tajam untuk anak seumur dia. antara kaget dan bingung, ia menatap saya. tatapannya begitu tajam untuk anak seumur dia.
as i wrote this posting, i still remember the nano seconds my eyes met his for the first time. anak ini menatap saya beberapa saat. berdiam diri sambil satu tangannya meraba-raba tembok hijau di sampingnya. ia tidak meminta seperti layaknya anak-anak kecil pengamen di lampu-lampu merah jakarta.
salah satu anggota tim pemotretan memberinya uang. dua ribu lembaran rupiah.
ia masih terdiam ketika tangannya diraih dan lembaran kertas diselipkan diantara genggamannya.
"bilang apa?" tanya si anggota tim.
"mmmm... cih..."
the boy touched my heart. with all the things i have and i achieved, there are still people less fortunate than what i became.
bless his heart wherever he is now. i thank him for reminding me to always be thankful for what i have.
1 Comments:
Jadi inget waktu dapet part time job jagain Jason, anak umur 18 th yang ngidap celebral palsy. Dari jagain dia setiap weekend, banyak banget pelajaran tentang "gimana kita harus bersyukur atas segala yang udah kita dapet" yang bisa dipelajari dari dia. Kalo dia yg cacat fisik dan mental gitu aja bisa ketawa tiap hari dan nggak pernah nangis sama sekali, kenapa kita (ehm.. me, i mean) yang sehat2 begini masih suka ngeluh?
Jadi pengen cerita ttg Jason di blog.
Nanti deh kalo udah dapet moodnya. :)
Post a Comment
<< Home